Selasa, 11 Oktober 2011

Biografi Muammar Khadafi

Jika anda memiliki akun twitter dan anda sedang membukanya, So Please klik link:


Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:





Biografi Muammar Khadafi
Sahabat netter...setelah beberapa hari melakukan kegiatan editing dan layout maka kali ini saya akan kembali memosting tokoh dunia kita berikutnya. Jika pada edisi sebelumnya saya memosting tokoh didunia sepakbola, Sir alex Ferguson, Tokoh yang akan kita bahas kali ini merupakan salah satu tokoh kontroversial dunia. Dunia barat sekalipun segan terhadap keberanian, ketokohan dan pengaruh Muammar Khadafi. Okeh dech... mari kita bahas Biografi Muammar Khadafi. Kini Muammar Khadafi sedang digunjang kekuasaannya setelah empat dasawarsa memimpin Libiya. Gerakan revolusi Libya tak lepas dari imbas pergolakan politik di Timur Tengah dan Afrika Utara. Tapi bedanya dengan Mesir Libya lebih represif, lebih berani. Namun sekuat-kuatnya seorang pemimpin jika berhadapan dengan rakyatnya sendiri...rasanya berat Muammar akan bertahan.

Muammar Abu Minyar al-Qaddafi lahir di Surt, Tripolitania, 7 Juni 1942, anak termuda dari sebuah keluarga miskin Badawi (Bedouin) di daerah gurun pasir di Sirte. Ibunya seorang Yahudi yang memeluk agama Islam sejak usia 9 tahun. Hal ini membuat Judaisme menganggap Khadafi seorang Yahudi. Muammar Khadafi mengenyam pendidikan SD tradisional yang religius dan pada usia remaja bersekolah di SMU Sebha di Fezzan dari 1956 hingga 1961. Khadafi dan sekelompok kecil teman-temannya yang dia temui di sekolah ini kemudian membentuk kepemimpinan utama dari sebuah kelompok revolusiner militan yang kelak merebut kekuasaan negara Libya. Inspirasi bagi Khadafi adalah Gamal Abdul Nasser, seorang negarawan yang populer di Mesir, yang naik ke takhta kepresidenan dengan meminta persatuan Arab dan menghujat Barat. Pada 1961, Khadafi dikeluarkan dari Sebha karena aktivitas politiknya.

Dia kemudian kuliah di Universitas Libya, di mana dia lulus dengan nilai yang sangat baik. Dia lalu bergabung dengan Akademi Militer di Benghazi pada 1963, di mana dia dan beberapa rekan militannya membentuk sebuah kelompok rahasia yang bertujuan menjatuhkan monarki Libya yang pro-Barat. Setelah lulus pada 1965, dia dikirim ke Britania untuk latihan lanjutan, dan kembali pada 1966 sebagai seorang opsir dalam Korps Sinyal. Khadafi mempunyai delapan anak, tujuh di antaranya lelaki. Putranya yang paling tua, Muhammad Khadafi adalah ketua Komite Olimpiade Libya. Putra tertua kedua Al-Saadi Khadafi, adalah ketua Federasi Sepak Bola Libya, bermain di tim Seri A, Perugia, dan juga bermain film. Satu-satunya putrinya, Ayesha Khadafi, adalah seorang pengacara yang telah bergabung dengan tim pengacara Saddam Hussein, Khadafi juga mempunyai saham sebesar 7,5% di klub sepak bola Italia, Juventus. he...he....hobi bola juga tokoh kita satu ini ... sama kaya ane...

Tahun 1951, Amerika Serikat mendukung kemerdekaan Libya dan disusul peningkatan hubungan bilateral sampai tingkat kedutaan. Hubungan Libya-Amerika Serikat terhenti ketika Kapten Muammar Khadafi memimpin Revolusi Al Fatah untuk menyingkirkan Raja Idris pada 1969. Sejak 1969, jabatan yang Khadafi bukan jabatan resmi, tetapi ia menyandang "Guide of the First of September Great Revolution of the Socialist People's Libyan Arab Jamahiriya" atau "Brotherly Leader and Guide of the Revolution".Setelah berkuasa, Khadafi yang telah berpangkat kolonel melancarkan revolusi budaya yang mengandung inti penyingkiran semua ideologi dan pengaruh yang berbau asing, seperti kapitalisme dan komunisme. Ia kemudian mengembangkan masyarakat baru berdasarkan prinsip-prinsip sosialisme Libya dengan semboyan "sosialisme, persatuan, dan kebebasan". Semenjak ini hubungan kedua negara semakin memburuk dan mencapai titik terendah. Massa yang anti-AS menggelar demonstrasi pro-Iran pada Desember 1979. Massa membakar gedung Kedutaan Besar AS di Tripoli menjadi akhir dari demonstrasi tersebut.

Masih pada tahun 1979, pesawat-pesawat tempur AS menembak jatuh dua pesawat tempur Libya di atas Teluk Sidra. Insiden itu memperburuk hubungan kedua negara. Setelah menyatakan bahwa Libya sebagai "negara sponsor terorisme", AS menutup kedutaannya di Tripoli pada Februari 1980. Sementara, Libya juga menutup kedutaannya di Washington. Pada Januari 1986, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan memerintahkan penghentian hubungan dagang dan ekonomi dengan Libya. Langkah ini disusul dengan pembekuan aset-aset Libya di AS. Bukan hanya menutup diplomatik, keuangan dan perdagangan, tapi juga berusaha menyingkirkan Khadafi. Pesawat-pesawat tempur AS memborbardir Tripoli, Benghazi, dan rumah Khadafi pada April 1986. Tindakan itu sebagai balasan atas pemboman sebuah diskotek di Berlin Barat yang dipakai sebagai tempat hiburan tentara AS.

Gempuran pesawat tempur AS menewaskan setidaknya 15 orang, termasuk putri Khadafi yang masih kanak-kanak. Posisinya dengan Libya makin tersudut menyusul terjadinya ledakan pesawat Pan AM dengan nomor penerbangan 103 pada Desember 1988. Pesawat yang berangkat dari London menuju New York meledak di atas Lockerbie (Skotlandia) dan menewaskan 259 orang di pesawat serta 11 orang lainnya tewas di darat. Akibat tindakan itu, Dewan Keamanan PBB menerbitkan resolusi 748 dan 883 pada tahun 1992/1993. PBB menjatuhkan sanksi atas Libya, membekukan aset-aset, dan mengembargo perlengkapan penambangan minyak secara selektif. Tahun 1999, Libya menyatakan bertanggung jawab atas tragedi Lockerbie. Tripoli menyerahkan dua terdakwa peledakan pesawat untuk diadili di Belanda dan bersedia membayar ganti rugi kepada keluarga korban senilai 2,7 miliar dollar AS pada tahun 2003. Atas langkah ini, Dewan Keamanan PBB mencabut sanksi dan didukung AS.

Sikap Washington berubah ketika Khadafi mengakui bahwa Libya mengembangkan senjata pemusnah massal dan segera memusnahkan semua program pada Desember 2003. Pengakuan dan tekad tersebut mencairkan kebekuan hubungan Tripoli-Washington. Sejak kedua negara meningkatkan kontrak dan berusaha menyingkirkan hambatan hubungan diplomatik, perusahaan-perusahaan minyak masuk kembali ke Libya. Keputusan Washington pada 15 Mei 2006 untuk memulihkan kembali hubungan diplomatik memang mengejutkan karena Libya dinilai membantu terorisme. Tetapi, ada faktor politik dan positif di balik mencairnya hubungan Khadafi dan Presiden George W Bush.
Sumber: http://nurmanali.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar