Minggu, 02 Oktober 2011

Cerita Gerayangi Pembantu

Jika anda memiliki akun twitter dan anda sedang membukanya, So Please klik link:


Jika anda sedang membuka akun fb dan ingin mengirim alamat posting ini kedinding anda, silahkan klik jempol dibawah:




Mesum : Gerayangi Pembantu, Nyaris Dihakimi Warga



Kemarin ada berita menarik yang ditayangkan oleh prigibeach.com, yakni tentang perilaku mesum yang dilakukan oleh salah seorang "pejantan" warga Trenggalek. Pelaku adalah seorang lelaki yang usianya hampir setengah abad (48 tahun) berinisial TH (Indnesia name) alias CH (Chines name), sedang korbannya tidak lain pembantunya sendiri berinisial WY (18 tahun) dan WP (20 tahun). 

Aku tercenung, adakah nasib wanita hanya akan dijadikan pemuas hawa nafsu para manusia "pejantan"? Baca saja : Paksa Layani Seks, Satpol PP Monas Dibekuk. Ataukah para PRT (Pembantu Rumah Tangga) seperti kedua korban tersebut memang layak diperlakukan seperti itu? 

Dan lebih tragis lagi, pihak Polres mengatakan bukti kemesuman pelaku masih belum kuat, sebab tidak ada saksi yang melihat peristiwa perilaku mesum itu. Adakah dua saksi korban masih belum cukup, atau barangkali polisi memerlukan yang lebih dari sekedar kesaksian WY dan WP; Polisi masih perlu bukti fisik atau bahkan visum dari petugas medis?! Pelecehan seksual terkadang tidak meninggalkan bukti fisik, kecuali bila dilakukan dengan kekerasan, itu menurutku! 

Mari kita simak kutipan berita berikut ini (nama-nama pelaku dan korban kutuliskan inisialnya saja!)

Diduga menggerayangi pembantunya sendiri, TH alias CH (48) warga Jalan Panglima Sudirman, RT/RW 02/01 Trenggalek, nyaris babak belur dihakimi massa. Senin(19) sekitar pukul 20.00 di Dusun Ngembes Desa Sumberdadi Kecamatan Trenggalek.

Kapolres Trenggalek AKBP Eddy Hermanto melalui KBO Reskrim IPTU Sudarno dikonfirmasi prigibeach.com membenarkan kejadian tersebut. Hanya saja dari hasil penyelidikan sementara tidak ditemukan cukup bukti adanya tindakan asusila."Saksi yang melihat langsung tidak ada," jelasnya.

Bermula ketika malam itu, pelaku tiba-tiba mengajak dua pembantunya WY (18) RT/RW 3/1 Desa Sukosari Kecamatan Trenggalek serta WP(20) RT/RW 2/1 Desa Parakan Kecamatan Trenggalek. Alasan pelaku, kedua pembatunya yang masih belia tersebut hendak diajak membeli ketela pohon di rumah Sentot, pengepul ketela pohon Desa Sumberdadi Kecamatan Trenggalek.

Dengan mengendarai mobil Honda Accord nopol AG 681 Y rakitan tahun 1983 pelaku beserta dua pembantunya berangkat. Selama perjalanan, beberapa kali pelaku bertanya kepada warga letak rumah Sentot yang berada di Dusun Nglenteng. Namun, entah apa sebabnya, pelaku tidak menuju arah rumah Sentot. Melainkan ke arah lain yakni Dusun Ngembes.

Teguh Suselo(42), saksi yang juga Kaur Pemerintahan Desa Sumberdadi, menuturkan sesuai pengakuan kedua korban, selama diperjalanan pelaku kerap mencubit atau sejenisnya. Saat itulah kedua pembantu tersebut curiga. Untungnya, tiba-tiba mobil yang mereka kendarai mogok.

Mendapat kesempatan, kedua gadis itupun langsung keluar dari mobil dan kabur sambil berteriak minta tolong. Warga yang mendengar teriakan dua bocah perempuan itupun langsung menolong. Setelah mengetahui permasalahannya, warga giliran mengejar pelaku. Warga yang kesal hendak menghakimi pelaku.

"Beruntungnya, amarah warga berhasil kita redam." Kata Yitno kades Sumberdadi.

Walaupun seperti itu, baju pelaku robek akibat ditarik warga. Beberapa bagian tubuhnya juga memar akibat terkena pukulan. Menghindari hal yang tak diinginkan, pelaku diamankan di Balai Desa Sumberdadi sekaligus diinterogasi.

Ketegangan tidak berhenti sampai disitu saja. Puluhan warga desa lain berdatangan. Mereka memaksa untuk menghakimi pelaku. Aparat pemerintah desa setempat mencoba melerai kemarahan dengan memasukan pelaku ke salah satu ruangan balai desa.

Tak lama berselang, beberapa anggota Polres Trenggalek datang ke lokasi kejadian dan langsung mengamankan pelaku. (Original News prigibeach.com).
Sumber: http://nurmanali.blogspot.com/

0 komentar:

Posting Komentar